Archive for February, 2010

Jeremy Burgess

Posted: 20/02/2010 in Motogp

Jeremy Burgess, adalah chief engineer yang telah banyak menangani motor motoGP.
Lahir di Australia pada tanggal 16 April 1953. Ditangannyalah 3 juara Motogp lahir, yaitu Wayne Gardner, Mick Doohan dan Valentino Rossi. Burgess telah menghabiskan waktunya selama 20 tahun dengan Honda, dimana Gardner memenangkan motoGP tahun 1987. Kemudian dia bekerja untuk Doohan, dimana memenangkan 5 juara Motogp dari tahun 1994 s/d 1998. Setelah Doohan pensiun dari motogp, Burgess menangani Rossi, sehingga Rossi bisa juara MotoGP 5 kali. Tahun 2004, Rossi pindah dari Honda ke Yamaha, dan ditemani oleh Burgess dan beberapa mekanik lainnya.

Sebenarnya semua pengembangan yg di lakukan Yamaha tidaklah terlepas dari peran Sang Chief Mekanik Jeremy Burges yg Notabena dulu adalah Mekanik Tetap Pabrikan Honda. Burges telah mengetahui seluk beluk Tekhnologi Honda RC211V 990cc Versi 2003 pada saat Dia masih bernaung di Honda. Kemudian pada saat Dia dibawa Rossi pindah ke Yamaha, Burges menuangkan ide Brilian tersebut ke Yamaha YZR-M1 namun menurut Rossi Yamaha YZR-M1 versi 2003 tidaklah Rata Powerx “Saat masuk tikungan Speed bertambang namun saat Track lurus kedodoran Powernya. Kemudian Yamaha YZR-M1 jg menggunakan pengapian Magneti Marelli yg mirip dg Honda RC211V & Yamaha YZR-M1 yg sekarang adalah Versi Rossi & Jeremy Burges bukanlah sepenuhnya Garapan Masao Furusawa namun semua merupakan input dari Burges.

Burgess sebenarnya orang yang paling berjasa, sehingga Rossi bisa juara walaupun memegang Yamaha. Pada waktu itu, Power Honda RC211v unggul dibandingkan dengan Yamaha, namun bagi Burgess hal itu tidak ada pengaruhnya. Dia mempunyai prinsip teory 80:20 (Pareto Principless), yaitu kemenangan ditentukan 80% oleh rider, dan 20% oleh Motornya.

Uniknya, setiap motor yang Burgess pegang, disesuaikan dengan cara ridernya membawa. Setting untukRossi sangat berbeda dibandingkan untuk Collin Edwards. Hal ini menurutnya, cara Rossi menyalip ditikungan sangat berbeda dibandingkan Collins ataupun rider lainnya… Anyway, gitulah Rossi dalam menikung sehingga layak disebut The Doctor.

Jeremy Burgess (JB) merupakan master tuner kelas dunia, motor motor pembalap kelas paten pernah dikiliknya dan menjadi kampiun seperti Ron haslam, Randy Mamola, Freddie spencer, Mick doohan dan tentu saja Velentino Rossi. 150 kali motor kilikannya menjadi kampiun : 71 kali dengan motornya Valentino, 54 kali dengan motornya Doohan, dan 25 kali dengan motor rider lainnya. Valentino yang sudah 9 tahun motornya dikilik oleh JB sampai berkata (yang terjemahan bebasnya) :

” . . . . Aku bangga pada JB tapi tidak 100%, kerana bagiku mustahil untuk menyamai rekornya, karena selama kami bersama, jika aku menang, ia juga ikut menang . . . jadi aku sudah kalah oleh nya. JB adalah orang yang fantastik dan kerjanya bagus. Ia paham bagaimana menset motor, dan yang paling hebatnya adalah ia nggak banyak omong . . .”

pada kesempatan lain, pada MCN Valentino juga berkata :

” . . . JB sangat senang jika kami menang, dan sedih jika kami kalah, tapi tidak begitu saja menjadi nervous dan marah. Ia selalu mengambil segi positifnya dan berusaha memahami masalah kekalahan kami. Ia selalu melihat segi positifnya untuk kesempatan balap berikutnya . . .’ “

Rossi juga pernah bilang ” Jika di F1 JB mungkin sudah terkenal dan sangat kaya, tapi ini bukan F1, JB menyukai motor, inilah tipe hidupnya . . . “

On his job being glamourous
Jeremy Burgess: “I think any job where you enjoy it, must be glamourous. I guess I see Valentino Rossifor two hours, three days a week, but I wouldn’t use the word ‘glamourous.’ It’s an exciting job.”

On not getting enough sleep…
JB: “We were developing the new full floater suspension system for Randy Mamola’s Suzuki RG500, at Paul Ricard in 1980. We were also changing the chassis at the same time and we had serious issues with crankshaft bearings. We got a total of four hours sleep over those three days!”

On working with Valentino Rossi and Mick Doohan
JB: “Our disagreements aren’t as black and white as they were with Mick Doohan. Valentino is very receptive to my suggestions, whereas with Mick, you’d have to do it his way first and then you could try your way if his didn’t work.”

On Rossi and Doohan being two different kinds of people
JB: “Mick was a very intense person. Valentino is in many ways as well, but on the outside Valentino has a sort of calmness in his presence, which Mick seemed not to have. Mick was very tough on his rivals and that’s where Valentino seems to be more relaxed. But times have changed. You look at Doohan today and you wouldn’t know him as the same person.”

On how Yamaha and Honda are different
JB: “Yamaha are country people and easy to get on with. Honda people are more like city folk.”

On how things have changed in grand prix motorcycle racing
JB: “Now there’s some organization in the scheduling [of practice sessions.] It used to be chaotic, and with independent promoters doing things in different ways, it was very difficult on the teams. And the machinery wasn’t as reliable then, so you were forever pulling things apart, working 16-hour days just to get through…”